Profil Jawa Barat


Geografi
Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5°50 - 7°50 LS dan 104°48 - 104°48 BT dengan sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, bagian barat dengan Banten, serta DKI Jakarta di utara, sebelah timur berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah, antara samudra Indonesia di selatan, dan selat Sunda di barat. Dengan daratan dan pulau-pulau kecil (48 pulau di samudera Indonesia, 4 pulau di laut Jawa, 14 pulau di teluk Banten dan 20 pulau di selat Sunda), luas wilayah Jawa Barat
adalah 44.354,61 km² atau 4.435.461 Ha. Kondisi geografis yang strategis ini merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kawasan utara merupakan daerah berdataran rendah, sedangkan kawasan selatan berbukit-bukit dengan sedikit pantai serta dataran tinggi bergunung-gunung ada di kawasan tengah. Dengan ditetapkannya wilayah Banten menjadi provinsi Banten, maka luas wilayah Jawa Barat saat ini menjadi 34.816,96 km². 

Topografi
Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara pulau Sumatera hingga ujung utara pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 s.d. 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 s.d. 10 m di atas permukaan laut, dan wilayah aliran sungai.

Iklim
 Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9° Celcius di puncak gunung Pangrango dan 34° Celcius di pantai utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.

Populasi
Berdasarkan hasil sensus nasional tahun 1999, jumlah penduduk Jawa Barat setelah Banten terpisah berjumlah 34.555.622 jiwa. Pada tahun 2000 berdasarkan sensus penduduk, meningkat menjadi 35.500.611 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 1.022 jiwa per kilometer persegi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk selama dasawasra 1990 - 2000 mencapai angka 2,17%. Sedangkan pada tahun 2003, jumlah penduduk telah bertambah menjadi 38.059.540 jiwa. Selanjutnya berdasarkan Survei Sosial dan Ekonomi pada tahun 2004, jumlah penduduk Jawa Barat berkembang menjadi 39.140.812jiwa.

Sosial Budaya
Masyarakat Jawa Barat dikenal sebagai masyarakat yang agamis, dengan kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta memiliki perilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara harfiah berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara warga masyarakat. Tatanan kehidupannya lebih mengedepankan keharmonisan seperti tergambar pada pepatah; "Herang Caina Beunang Laukna" yang berarti menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru atau prinsip saling menguntungkan. Masyarakat Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kebajikan. Hal ini terekspresikan pada pepatah "Ulah Unggut Kalinduan, Ulah Gedag Kaanginan"; yang berarti konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran serta menyerasikan antara hati nurani dan rasionalitas, seperti terkandung dalam pepatah "Sing Katepi ku Ati Sing Kahontal ku Akal", yang berarti sebelum bertindak tetapkan dulu dalam hati dan pikiran secara seksama. Jawa Barat dilihat dari aspek sumber daya manusia memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia dan sebagai provinsi yang mempunyai proporsi penduduk dengan tingkat pendidikan, jumlah lulusan strata-1, strata-2 dan strata-3 terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar