Perkembangan Pertanian dari Zaman ke Zaman


Zaman Mesopotamia yang merupakan awal perkembangan kebudayaan, merupakan Zaman yang turut menentukan sistem pertanian kuno. Perekonomian kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada teknologi pertanian yang berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung, dan jutu tulis-juru tulis. Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih penting untuk persediaan pangan dunia:
gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum dan anggur. 

Kebudayaan kuni dari Mesopotamia - Sumeria, Babilonia, Asiria, Cahldea - mengembangkan 
pertanian yang bertambah kompleks dan terintegrasi. Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang beririgasi. Emapt ribu tahun yang lalu  saluran irigasi dari bata dengan sambungan beraspal membantu areal seluas 10.000 mil  persegi tetap ditanami untuk memberi pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman. 

Pengetahuan tentang pertanian kuno di mana pun tidak lebih banyak dari pada di Mesir,  di mana pasri yang bertiup dari gurun memelihara data dan catatan dari zaman yang  menakjubkan. Sepanjang Sungai Nil diciptakan kebun-kebun formal luas, penuh dengan tanaman-tanaman hias eksotik dan kolam kolam berisi ikan dan teratai. Di kebun buah (orchard), kurma,  anggur, ara, lemon dan delima diusahakan. Kebun sayur berisi ketimun, articoke, bawang  putih, perai, bawang bombay, slada, menta, endewi, cikori, logak, dan berbagai labu. 

Kebudayaan Mesir bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut phoenicia meneruskan warisan teknologi Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan Yunani yang sedang muncul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar