Globalisasi merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh satu negara pun di dunia. Batas-batas negara luluh (borderless) dengan salah satu cirinya adalah adanya persaingan bebas. Persaingan bebas menyebabkan hanya negara-negara yang memiliki daya saing saja yang bisa mengambil keuntungan.
“Akar masalah dari keengganan banyak negara berkembang untuk terlibat dalam liberalisari perdagangan adalah karena mereka tidak cukup kompetitif, di samping mereka sendiri mengandalkan dua-tiga jenis komoditas saja untuk ekspor”
Indonesia mendukung kebijakan perdagangan global yang bebas dan adil, dimana tujuan jangka panjang dari WTO adalah meliberalkan perdagangan dunia melalui 3 pilarnya, yaitu perluasan akses pasar (market access), penguangan dukungan domestik (domestic support) yang dapat mendistorsi pasar, dan pengurangan subsidi ekspor (export subsidy).
Tujuan ini seharusnya mendatangkan manfaat bersama bagi seluruh negara di dunia. Namun faktanya perdagangan internasional danhasil perundingan bidang pertanian di WTO lebih banyak merugikan negara-negara sedang berkembang (Suryana, 2004).
Faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan untuk menciptakan sistem perdagangan sektor pertanian yang adil dan berorientasi pasar tersebut antara lain:
1. Negara-negara maju masih tetap mempertahankan, bahkan meningkatkan dukungan domestik melalui subsidi kepada petaninya, terutama produsen pangan dan peternakan (Suryana, 2004).
Negara-negara maju juga memberikan subsidi ekspor yang besar untuk produk-produk pertaniannya.
2. Ketidakseimbangan tingkat pembangunan ekonomi, teknologi, ketrampilan SDM, dan infrastruktur antara negara maju dan negara berkembang menyebabkan ketidakmampuan negara berkembang menciptakan equal playing field (Sawit, 2003).
3. Ketidakadilan dalam membuka akses pasar, dimana di satu sisi negara maju memaksa negara berkembang membuka akses pasar seluas-luasnya, sementara di sisi lain berusaha membatasi akses pasar bagi produk-produk negara berkembang melalui berbagai instrumen, seperti tarif eskalasi, perlindungan sanitary dan non-trade barrier lainnya.
Strategi pembangunan ekonomi desa dalam menghadapi globalisasi antara lain :
1.Local Capacity Building
2.Modernisasi Industri Pedesaan
3.Pembangunan Infrastruktur
4.Pengembangan Agribisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar